Minggu, 14 April 2013

WEB SCIENCE

Seiring dengan perkembangan teknologi serta perkembangan sosio-kultural, Web semakin masuk dan mempengaruhi berbagai sisi kehidupan bermasyarakat. Sebagai teknologi yang relatif baru (mungkin baru muncul sekitar tahun 1989/1990 1 dari proposal Tim Berners-Lee ), Web merupakan bagian dari teknologi Internet. Web menggunakan infrastruktur Internet sebagai tulang punggung aplikasi.
Meskipun lebih kompleks, saat ini aplikasi Web didefinisikan sebagai sistem software yang berbasis pada berbagai teknologi dan standar dari the World Wide Web Consortium (W3C) yang menyediakan berbagai sumber daya spesifik seperti isi dan layanan melalui antarmuka, yaitu Web browser. Definisi ini keliatannya sederhana tetapi beberapa peneliti menyadari bahwa Web tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin dalam hal rekayasa dan penggunaannya. Hal ini menyebabkan munculnya the Web Science Trust. The Web Science Trust muncul pada tahun 2006 sebagai \Web Science Research Initiatives" dan sampai saat ini masih meneruskan berbagai aktivitas untuk mendorong partisipasi yang luas dari pengembangan Web Science.
Web berkembang dengan tingkat kecepatan yang tinggi dan semakin hari kita akan semakin memahami bahwa masa depan umat manusia semakin terkait dengan Web. Tidak berlebihan jika kita seharusnya merasa bertanggungjawab terhadap pengembangan Web sehingga Web di masa ini dan masa yang akan datang tidak mendatangkan kerugian bagi umat manusia.
Web Science berusaha mengantisipasi hal tersebut dengan cara mengkaji Web sebagai suatu kajian multidisiplin yang memungkinkan pengembangan Web yang lebih baik di masa depan. Web saat ini masih/hanya dianggap sebagai suatu subset dari dunia komputasi. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan Web memang tidak bisa dilepaskan dari berbagai inovasi di dunia komputasi, tetapi implikasinya terhadap masyarakat membuat Web seharusnya diperhitungkan sebagai kajian mandiri.           
Sayangnya, sampai saat ini, kebanyakan sekolah atau universitas di seluruh dunia hanya menyederhanakan Web ini dalam dua bagian saja yaitu perancangan Web (Web Design) dan pemrograman Web (Web Programming). Pembahasan mendalam tentang berbagai protokol, implikasi mesin sosial di masyarakat, aspek organisasional, pengelolaan proyek pengembangan Web, dan berbagai isu penting lainnya tidak dipelajari dalam kurikulum khusus.

“Aplikasi Web”

Pada awalnya, Web terdiri atas beberapa dokumen yang saling terhubung menggunakan hyperlink dan terkoneksi menggunakan arsitektur klien-server antara klien (Web browser) dengan server (Web server) menggunakan HTTP sebagai protokol. Era tersebut dikenal dengan istilah “Syntactic Web" dan pada saat itu Web hanya bisa dipahami oleh manusia karena tidak terdapat isi semantik di dalam halaman Web tersebut. Generasi kedua dikenal dengan istilah “Semantic Web" yang dipicu oleh suatu artikel visioner dari Tim Berners-Lee di majalah “Scientific American" tahun 2001.  Semantic Web memperkaya Web dengan isi yang mengandung semantik sehingga memungkinkan untuk dipahami mesin.
Meskipun demikian, Semantic Web masih dirasakan mempunyai kekurangan yang berkaitan dengan tujuan dan kegunaan informasi. Kekurangan ini memicu munculnya Pragmatic Web yang juga menyertakan konteks dari informasi yang terdapat pada halaman Web.
Sampai saat ini, aplikasi Web pada umumnya dikategorikan menjadi Web 1.0 dan Web 2.0 dengan arah perubahan yang menuju keWeb 3.0. Banyak yang menganggap penomoran ini sebagai sekedar buzzword2. Faktanya, hal ini menyebabkan situasi yang “chaos" karena tidak ada badan atau organisasi di dunia ini yang mempunyai hak untuk mendefinisikan dan menstandarkan penomoran tersebut.
Dari sudut pandang teknologi, meskipun tetap tidak ada badan atau organiasi yang berwenang, pada dasarnya kategori-kategori tersebut dapat juga diidentifikasikan sebagai Syntactic Web untuk Web 1.0, Syntactic Web dengan interaktivitas yang lebih dengan pemakai serta bersifat sosial, lebih terkustomisasi, dan relatif mempunyai intensitas multimedia yang cukup untuk Web 2.0, dan Semantic Web untuk Web 3.0. Sampai saat ini, belum ada identifikasi untuk Pragmatic Web meskipun kita bisa juga menyebut dengan istilah Web 4.0 untuk konsistensi penomoran.
Dari sudut pandang pemakai, pada dasarnya kita bisa mende_nisikan aplikasi Web berdasarkan fungsionalitasnya, sebagai contoh, suatu groupware adalah software kolaborasi berbasis Web yang menolong orang-orang yang terlibat dalam suatu tugas bersama untuk mencapai tujuan-tujuan tugas tersebut. Pembagian berdasarkan fungsionalitas ini menghasilkan banyak kategori aplikasi Web, seperti misalnya CMS (Content Management System), Recommender System, Knowledge Management System, forum, dan lain-lain.
Murugesan juga menyatakan bahwa aplikasi dan sistem Web dapat dikategorikan menjadi Shallow Web (Static Web), Deep Web (Dynamic Web), Wisdom Web (Web 2.0), Mobile Web, dan Semantic Web. Shallow Web terutama merupakan kumpulan dari halaman-halaman statis HTML. Deep Web merujuk pada Web dinamis yang mampu menghasilkan halaman Web secara on-the-way serta berbagai infrastruktur Web lainnya yang tersembunyi dan kemungkinan mengandung berbagai sumber daya. Shallow Web dan Deep Web pada umumnya saat ini dikenal dengan istilah Web 1.0.
Wisdom Web mempunyai antarmuka yang cerdas serta berbagai fasilitas built-in bagi pemakai untuk menghasilkan dan mengedit isi yang dipresentasikan di Web sedemikian sehingga memperkaya isi dari Web. Mobile Web merujuk pada penggunaan peranti mobile untuk mengakses Web. Semantic Web merujuk pada Web yang mempunyai infrastruktur semantik formal yang memungkinkan mesin untuk mengerti isi.