Seiring
dengan perkembangan teknologi serta perkembangan sosio-kultural, Web semakin
masuk dan mempengaruhi berbagai sisi kehidupan bermasyarakat. Sebagai teknologi
yang relatif baru (mungkin baru muncul sekitar tahun 1989/1990 1 dari proposal
Tim Berners-Lee ), Web merupakan bagian dari teknologi Internet. Web menggunakan
infrastruktur Internet sebagai tulang punggung aplikasi.
Meskipun
lebih kompleks, saat ini aplikasi Web didefinisikan sebagai sistem software
yang berbasis pada berbagai teknologi dan standar dari the World Wide Web Consortium
(W3C) yang menyediakan berbagai sumber daya spesifik seperti isi dan layanan
melalui antarmuka, yaitu Web browser. Definisi ini keliatannya sederhana tetapi
beberapa peneliti menyadari bahwa Web tidak sederhana dan memerlukan pendekatan
multidisiplin dalam hal rekayasa dan penggunaannya. Hal ini menyebabkan
munculnya the Web Science Trust. The Web Science Trust muncul pada tahun 2006
sebagai \Web Science Research Initiatives" dan sampai saat ini masih
meneruskan berbagai aktivitas untuk mendorong partisipasi yang luas dari pengembangan
Web Science.
Web
berkembang dengan tingkat kecepatan yang tinggi dan semakin hari kita akan
semakin memahami bahwa masa depan umat manusia semakin terkait dengan Web.
Tidak berlebihan jika kita seharusnya merasa bertanggungjawab terhadap pengembangan
Web sehingga Web di masa ini dan masa yang akan datang tidak mendatangkan
kerugian bagi umat manusia.
Web
Science berusaha mengantisipasi hal tersebut dengan cara mengkaji Web sebagai
suatu kajian multidisiplin yang memungkinkan pengembangan Web yang lebih baik
di masa depan. Web saat ini masih/hanya dianggap sebagai suatu subset dari dunia
komputasi. Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan Web memang tidak
bisa dilepaskan dari berbagai inovasi di dunia komputasi, tetapi implikasinya
terhadap masyarakat membuat Web seharusnya diperhitungkan sebagai kajian
mandiri.
Sayangnya,
sampai saat ini, kebanyakan sekolah atau universitas di seluruh dunia hanya
menyederhanakan Web ini dalam dua bagian saja yaitu perancangan Web (Web Design)
dan pemrograman Web (Web Programming). Pembahasan mendalam tentang berbagai
protokol, implikasi mesin sosial di masyarakat, aspek organisasional, pengelolaan
proyek pengembangan Web, dan berbagai isu penting lainnya tidak dipelajari
dalam kurikulum khusus.
“Aplikasi Web”
Pada
awalnya, Web terdiri atas beberapa dokumen yang saling terhubung menggunakan hyperlink
dan terkoneksi menggunakan arsitektur klien-server antara klien (Web browser)
dengan server (Web server) menggunakan HTTP sebagai protokol. Era tersebut
dikenal dengan istilah “Syntactic Web" dan pada saat itu Web hanya bisa dipahami
oleh manusia karena tidak terdapat isi semantik di dalam halaman Web tersebut.
Generasi kedua dikenal dengan istilah “Semantic Web" yang dipicu oleh suatu
artikel visioner dari Tim Berners-Lee di majalah “Scientific American"
tahun 2001. Semantic Web memperkaya Web
dengan isi yang mengandung semantik sehingga memungkinkan untuk dipahami mesin.
Meskipun
demikian, Semantic Web masih dirasakan mempunyai kekurangan yang berkaitan
dengan tujuan dan kegunaan informasi. Kekurangan ini memicu munculnya Pragmatic
Web yang juga menyertakan konteks dari informasi yang terdapat pada halaman
Web.
Sampai saat ini,
aplikasi Web pada umumnya dikategorikan menjadi Web 1.0 dan Web 2.0 dengan arah
perubahan yang menuju keWeb 3.0. Banyak yang menganggap penomoran ini sebagai
sekedar buzzword2. Faktanya, hal ini menyebabkan situasi yang “chaos" karena
tidak ada badan atau organisasi di dunia ini yang mempunyai hak untuk mendefinisikan
dan menstandarkan penomoran tersebut.
Dari
sudut pandang teknologi, meskipun tetap tidak ada badan atau organiasi yang
berwenang, pada dasarnya kategori-kategori tersebut dapat juga diidentifikasikan
sebagai Syntactic Web untuk Web 1.0, Syntactic Web dengan interaktivitas yang
lebih dengan pemakai serta bersifat sosial, lebih terkustomisasi, dan relatif
mempunyai intensitas multimedia yang cukup untuk Web 2.0, dan Semantic Web untuk
Web 3.0. Sampai saat ini, belum ada identifikasi untuk Pragmatic Web meskipun
kita bisa juga menyebut dengan istilah Web 4.0 untuk konsistensi penomoran.
Dari
sudut pandang pemakai, pada dasarnya kita bisa mende_nisikan aplikasi Web
berdasarkan fungsionalitasnya, sebagai contoh, suatu groupware adalah software
kolaborasi berbasis Web yang menolong orang-orang yang terlibat dalam suatu
tugas bersama untuk mencapai tujuan-tujuan tugas tersebut. Pembagian
berdasarkan fungsionalitas ini menghasilkan banyak kategori aplikasi Web, seperti
misalnya CMS (Content Management System), Recommender System, Knowledge
Management System, forum, dan lain-lain.
Murugesan juga
menyatakan bahwa aplikasi dan sistem Web dapat dikategorikan menjadi Shallow
Web (Static Web), Deep Web (Dynamic Web), Wisdom Web (Web 2.0), Mobile Web, dan
Semantic Web. Shallow Web terutama merupakan kumpulan dari halaman-halaman
statis HTML. Deep Web merujuk pada Web dinamis yang mampu menghasilkan halaman
Web secara on-the-way serta berbagai infrastruktur Web lainnya yang tersembunyi
dan kemungkinan mengandung berbagai sumber daya. Shallow Web dan Deep Web pada
umumnya saat ini dikenal dengan istilah Web 1.0.
Wisdom
Web mempunyai antarmuka yang cerdas serta berbagai fasilitas built-in bagi pemakai
untuk menghasilkan dan mengedit isi yang dipresentasikan di Web sedemikian sehingga
memperkaya isi dari Web. Mobile Web merujuk pada penggunaan peranti mobile untuk
mengakses Web. Semantic Web merujuk pada Web yang mempunyai infrastruktur
semantik formal yang memungkinkan mesin untuk mengerti isi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar