Saat ini dampak
kemajuan teknologi game sudah sangat meluas, bahkan sudah sangat sedikit jumlah
anak yang mengenal permainan tradisional seperti congklak, bola bekel, dll. Bersamaan
dengan majunya teknologi saat ini maka bermacam-macam permainan sudah sangat
mudah untuk ditemui oleh anak-anak di berbagai gadget mereka.
Permainan modern
merupakan suatu jenis permainan yang memanfaatkan teknologi didalamnya seperti playstation dan game online. Kini, permainan ini sangat digemari oleh anak – anak. Dengan
munculnya permainan modern, maka eksistensi dari permainan tradisional pun
menjadi berkurang. Salah satu ciri khas pola permainan saat ini selain
menggunakan teknologi, juga kurang adanya pola gerak. Permainan saat ini hanya
menggunakan gerakan tangan dengan duduk manis di depan layar. Berbeda halnya
dengan permainan tradisional yang banyak mengarah pada aktivitas fisik. Sehingga
hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas kesehatan seseorang khususnya anak –
anak.
Macam-macam
permainan tradisional :
1. Engklek/Taplak/Dengkleng
Permainan
sangat mudah dan sangat menarik untuk dimainkan yang hanya membutuhkan garis
kotak-kotak atau gambar sebagai medianya dan dapat dibuat diatas tanah maupun
halaman depan rumah atau halaman sekolah. Engklek mengkombinasikan kecepatan
melempar pecahan genteng (disebut gacok) ke dalam kotak-kotak dan kemampuan
menjaga keseimbangan, karena saat melewati kotak-kotak yang telah dibuat,
setiap pemain harus melompat dengan satu kaki diagkat dan tidak boleh menyentuh
garis. Manfaatnya
yaitu melatih fisik dan keseimbangan tubuhnya dan melatih konsentrasi saat
melompat dan melempar batu.
2 2. Bekelan
Permainan
bekel menggunakan bola berwarna warni yang terbuat dari karet. Bola dimainkan
dengan biji khusus (biasanya 6-10 biji) yang terbuat dari kuningan. Permainan
ini bisa dimainkan 2 orang atau lebih. Pertama-tama bola dilempar ke atas lalu
kita menghamparkan biji-bijinya ke lantai. Setelah bola memantulkan, kita harus
menangkapnya kembali dan mengambil biji-biji itu. Setelah semua biji terambil
kita hamparkan lagi dan mengubahnya menjadi beberapa posisi. Manfaat yang
diperoleh dari melakukan permainan ini yaitu :
1. Melatih motorik kasar (terutama jari-jari tangannya)
2. Mengasah kemampuan koordinasi mata dan tangannya.
3. Belajar memprediksi dan membuat strategi untuk menghindari,
merubah dan mengambil biji-biji.
3.
Benteng
Permainan ini terdiri dari 2 kelompok.
Setiap kelompok beranggota 4-8 orang. Setiap anggota wajib menjaga bentengnya
dari tangan musuh, benteng ini bisa berbentuk pohon, tiang, atau pun pilar.
Tujuan utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih benteng lawan. Bila
benteng kita tersentuh salah satu anggota lawan yang berteriak kata “benteng”,
maka kelompok kita dinyatakan kalah. Kelompok lawan bisa juga menahan
teman-teman anggota kita dengan menyentuhnya. Dan kita bisa membebaskannya kembali,
juga dengan menyentuhnya. Manfaat yang diperoleh dari melakukan permainan ini
yaitu :
·
Melatih fisik karena memerlukan kecepatan berlari
·
Belajar mengatur strategi untuk mempertahankan bentengnya
·
Melatih kooperatif
4.
Bakiak
Bakiak
mengadu keseimbangan dan kekompakan tim, dan termasuk permainan yang
kompetitif. Setiap kelompok biasanya terdiri dari tiga orang anak mengenakan
sandal tandem yang terbuat dari kayu. Pemenangnya adalah kelompok yang tidak
terjatuh dan tercepat mencapai garis finish.
Banyak faktor yang mempengaruhi permainan anak,
seperti :
a.
Lingkungan
Lingkungan
keluarga, masyarakat, dan sekolah akan mempengaruhi jenis permainan yang akan
dipilih oleh anak. Sebagai contoh anak yang dibesarkan di lingkungan yang
kurang menyediakan peralatan, waktu, dan ruang bermain bagi anak, akan
menimbulkan aktivitas bermain anak
menjadi kurang.
b.
Status Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi keluarga dapat menjadi
masukan bagi anak untuk memilih permainan yang dilakukan. Anak yang dibesarkan
di lingkungan keluarga yang status sosial ekonominya tinggi, lebih banyak
tersedia alat-alat permainan yang lengkap dibandingkan dengan anak-anak yang
dibesarkan di keluarga yang status ekonominya rendah. (Sukadi. Pola Permainan dan Kratifitas Anak.
Available
from:http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196409101991011-SUKADI/02-Penelitian/12-Pola_Permainan_Anak.pdf
Akses : 4 Januari 2013)
Berbicara mengenai perkembangan jaman
yang sudah memasuki modernisasi, ada banyak hal yang mengalami kemajuan pesat
dan dipengaruhi oleh budaya-budaya luar. Indonesia, salah satu negara
berkembang ini pun tidak luput dari derasnya arus modernisasi atau yang sekarang lebih dikenal dengan globalisasi. Globalisasi ini tidak hanya dilihat dari satu aspek saja, melainkan
mampu mempengaruhi segala aspek kehidupan masa kini terutama teknologi.
Game online memang merupakan suatu
terobosan baru yang sangat menarik untuk anak-anak masa kini. Namun, game
online selalu diyakini memberikan pengaruh negatif kepada para pemainnya. Hal
ini terutama karena sebagian besar game yang adiktif dan biasanya tentang
kekerasan pertempuran dan berkelahi. Mayoritas orang tua dan media berpikir dan
percaya bahwa permainan merusakan otak anak-anak dan mempromosikan kekerasan di
antara mereka. Dampak negatif timbul
karena sebanyak 89% dari game mengandung beberapa konten kekerasan (Children
Now, 2001), dan bahwa sekitar setengah dari permainan termasuk konten kekerasan
terhadap karakter permainan lainnya yang akan menyebabkan luka berat atau
kematian . Jika dipandang dari kacamata
kesehatan atau medis, banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh bermain game
online, bisa menyerang psikologis maupun menganggu fungsi kerja panca indera
yang tentunya sangat rawan pada usia anak-anak. Berikut beberapa dampak negatif
game online terhadap kesehatan anak :
1.
Kecanduan Game
Kecanduan
bermain game secara berlebihan dikenal dengan istilah Game Addiction (Grant,
J.E. & Kim, S.W. (2003). Artinya seorang anak seakan-akan tidak ada hal
yang ingin dikerjakan selain bermain game, dan seolah-olah game ini
adalah hidupnya. Hal semacam ini sangat riskan bagi perkembangan si anak yang
perjalanan hidupnya masih panjang. Menurut Cromie (dalam Kem, 2005)
karakteristik kecanduan cenderung progresif dan seperti siklus. Nicholas Yee
(2002) menyebutkan indikator dari individu yang mengalami kecanduan terhadap games,
memiliki sebagian atau semua ciri-ciri berikut:
a.
Cemas, frustrasi dan
marah ketika tidak melakukan permainan
b.
Perasaan bersalah
ketika bermain
c.
Terus bermain meskipun
sudah tidak menikmati lagi
d.
Teman atau keluarga
mulai berpendapat ada sesuatu yang tidak beres dengan individu karena game
e.
Masalah dalam kehidupan
sosial
f.
Masalah dalam hal
finansial atau hubungan dengan orang lain
Kecanduan game
juga dapat memiliki efek kesehatan yang merugikan bagi beberapa anak, termasuk
obesitas, kejang, gangguan postural, dan gangguan otot dan rangka, seperti
tendonitis, kompresi saraf, carpal tunnel syndrome (Berkey et al, 2000;
Subrahmanyam, Kraut, Greenfield, & Gross, 2000).
2.
Mata
Dampak game
online sangat berpengaruh terhadap kesehatan mata. Pengaruh radiasi dari layar
monitor dapat menyebabkan mata lelah dan gangguan pada mata akibat jarak antara
layar monitor dengan mata yang terlalu dekat. Gangguan yang sering terjadi
akibat kesalahan saat bermain adalah rabun jauh ataupun rabun dekat, apalagi
didukung oleh efek cahaya yang ditampilkan dalam sebuah game. Dalam satu kali
penglihatan, efek cahaya yang bisa terjadi bisa mencapai ratusan. Ini biasanya
bisa menyebabkan perut mual jika kita terus memaksa mata melihat ke layar TV
atau monitor. Dan dengan kurangnya pencahayaan dalam ruangan, ini akan menjadi
semakin buruk. Walaupun kenampakan efek-khusus dalam game lebih jelas, namun
ini akan menjadikan mata lebih cepat lelah. Terkait dengan intensitas
mengoperasikan permainan di depan layar komputer, tentu sangat berpengaruh pada
kesehatan mata si anak tersebut. Griffiths (dalam Broto,2006) mengemukakan bahwa saat anak bermain game di
depan layar komputer dengan mata terbuka sekitar empat jam per harinya akan
beresiko mengalami kelainan refraksi pada mata terutama rabun jauh (myopia) karena terlalu seringnya mata
beraktivitas dengan jarak yang dekat. Menurut Damayanthi ,B. (2010) myopia atau yang dikenal dengan sebutan
mata minus adalah kondisi organ bola mata lebih panjang dari ukuran normal
sehingga bayangan sinar tidak sampai tepat di pusat penglihatan (makula),
melainkan jatuh di depan makula (vitreus). Berdasarkan waktu timbulnya, myopia dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis yaitu : congenital myopia (myopia sejak lahir dan menetap sampai
anak-anak), school myopia (myopia pada masa anak-anak) dan adult onset myopia (pada usia >40tahun).
3.
Penurunan Aktivitas
Otak
Seorang professor dari Tokyo Nihon University, Akio Mori
melakukan kajian mengenai dampak game pada aktivitas otak. Dari
penelitian Akio Mori tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 poin penting.
Pertama, penurunan aktivitas gelombang otak prefrontal yang memiliki peranan
sangat penting, dengan pengendalian emosi dan agresivitas sehingga mereka cepat
mengalami perubahan mood, seperti mudah marah, mengalami masalah dalam
hubungan dengan hubungan sosial, tidak konsentrasi dan lain sebagainya (Ian s
Bruce, 2002).
Kedua, penurunan aktivitas gelombang beta merupakan efek
jangka panjang yang tetap berlangsung meskipun gamer tidak sedang
bermain game. Dengan kata lain para gamer mengalami “autonomic
nerves” yaitu tubuh mengalami pengelabuan kondisi dimana sekresi adrenalin
meningkat, sehingga denyut jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen
terpacu untuk meningkat. Bila tubuh dalam keadaan seperti ini maka yang terjadi
pada gamer adalah otak mereka merespon bahaya sesungguhnya (Ian s Bruce,
2002).
Kedua
dampak yang muncul sudah pasti akan menghambat proses belajar siswa. Karena
dengan adanya penurunan-penurunan pada tubuh tersebut menyebabkan gangguan
dalam jangka pendek maupun panjang, tidak hanya dari psikologinya tetapi juga
dari kesehatannya. Dalam buku terbitannya sendiri, Akio Mori sendiri telah
menyebutkan bahwa otak pada para pemain game akan rusak secara fisikal
(Akio Mori, 2002).
4.
Pola Tidur Anak
Dalam
beberapa kasus, game online membuat mereka menjadi lupa waktu dan secara tidak
langsung perlahan-lahan mengubah pola tidur mereka. Sebuah penelitian skala
kecil menemukan bahwa game online cukup mempengaruhi pola tidur para remaja.
Namun jika mereka main game online kurang dari satu jam sebelum tidur, maka
remaja akan tetap bisa tidur dengan nyenyak. Seperti yang dilansir dari The
Daily News, penelitian dari Flinders University di Australia ini
menyebutkan kalau menambah jam bermain game online berdampak cukup buruk bagi
remaja. Peneliti pun melibatkan 17 remaja yang gemar bermain game online
kekerasan di malam hari sebelum tidur dan mengamati pola tidur mereka.
Terbukti, remaja yang bermain video games 150 menit kehilangan waktu 27 menit
untuk tidur. Remaja juga akhirnya membutuhkan waktu 39 menit (9 menit lebih
lama) untuk bisa tertidur pulas. Dalam penelitian Journal
of Sleep Research juga disebutkan adanya hubungan antara bermain game
online dengan penurunan kualitas tidur dan bermain game online secara
berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan klinis yang signifikan untuk pola
tidur anak dan remaja.
5.
Wasir atau Ambeien
Keseringan
duduk dalam waktu yang lama akan mengakibatkan peredaran darah tidak lancar serta mendesak pembuluh vena yang ada di
anus. Akibatnya pembuluh darah menonjol dan timbul rasa sakit serta panas.
6.
Berkurangnya Metabolisme Tubuh
Bermain
game sangat minim dengan aktivitas fisik, jadi otot tidak melakukan aktivitas
fisik sehingga menyebabkan metabolisme tubuh menurun. Dalam jangka panjang,
massa otot akan menurun, terjadi obesitas, sakit pinggang, menurunnya sistem
imunitas sehingga mudah terkena penyakit
7.
Sindrom Carpal Tunel
Sindrom
Carpal Tunel atau cedera otot tangan ditandai dengan kesemutan, mati rasa,
kelemahan serta kerusakan otot pada pergelangan tangan dan jari. Penyebabnya
adalah tekanan dan ketegangan saraf di pergelangan tangan yang berfungsi
merasakan dan menggerakkan tangan dan jari.
8.
Osteoporosis
Osteoporosis
adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan
penurunan kualitas jaringan
tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang. Terlalu
lama bermain game menyebabkan aktivitas tubuh menurun. Ini bisa menyebabkan
osteoporosis, atau kerapuhan tulang. Penyakit ini biasanya menyerang
orang-orang yang sudah tua karena tulangnya kekurangan kalsium. Tetapi di era
moderen ini, orang yang mengalami osteoporosis di usia muda sudah banyak.
Perhatikan bahwa pola makan yang tidak teratur, dan kurang aktivitas, menjadi
penyebab utama.
sumber :
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&cad=rja&uact=8&ved=0CEUQFjAE&url=http%3A%2F%2Fediputrael.files.wordpress.com%2F2013%2F01%2Fkti-soskes.docx&ei=MIuVU8P3CoyzuASGs4GYAQ&usg=AFQjCNFg50gw0hRF8ktbcqpPtQin4nognQ&bvm=bv.68445247,d.c2E
Tidak ada komentar:
Posting Komentar